Jumat, 01 Juli 2011

Tiga Gejala Diabetes (3P)

Diabetes melitus telah menjadi pandemi yang tumbuh dengan cepat. Penyakit ini diperkirakan menyebabkan empat juta kematian per tahun, hampir sama dengan kematian akibat HIV/AIDS. Data tahun 2000 menunjukkan diabetes melitus diderita 8,4 juta orang dan akan meningkat menjadi 21,3 juta pada tahun 2030.

Sebagian besar penderita diabetes (diabetesi) terdiagnosis pada keadaan lanjut. Padahal, menurut dr Budiman Darmowidjojo, SpPD, pada keadaan lanjut ini telah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, pembuluh darah, atau saraf. "Yang berbahaya dari penyakit ini bukan hanya gula darah yang tinggi, melainkan komplikasinya," paparnya.

Bila diabetes bisa didiagnosis sejak dini, maka kesempatan untuk mengendalikan gula darah akan lebih baik sehingga komplikasi dapat dihindari. Pendeteksian terhadap diabetes, yang utama, memang dari hasil pemeriksaan gula darah. Kadar gula darah dengan pemeriksaan setelah puasa di atas 126 dan gula darah dengan pemeriksaan sewaktu-waktu di atas 200 disebut diabetes.

Selain pemeriksaan laboratorium, menurut dr Budiman, ada tiga gejala klasik diabetes yang disebut juga dengan 3P, yakni:  

1. Poliuri atau sering buang air kecil dengan volume yang banyak, apalagi pada malam hari.
Mengapa demikian? Jika kadar gula darah melebihi nilai ambang ginjal atau lebih dari 180 mg/dl, maka gula akan keluar bersama urine. Untuk menjaga agar urine yang keluar, yang mengandung gula itu, tak terlalu pekat, tubuh akan menarik air sebanyak mungkin ke dalam urine sehingga volume urine yang keluar banyak dan kencing pun menjadi sering. Hal tersebut akan sangat sering sehingga pada malam hari bisa mengganggu tidur.  

2. Polidipsi atau sering kali merasa haus dan ingin minum sebanyak-banyaknya. Dengan begitu banyaknya urine yang keluar, badan akan kekurangan air atau dehidrasi. Untuk mengatasi hal tersebut, timbullah rasa haus sehingga orang ingin selalu minum dan ingin yang dingin, manis, segar, dan banyak. Minuman manis akan sangat merugikan karena membuat kadar gula semakin tinggi.  

3. Polifagi atau nafsu makan meningkat dan kurang tenaga. Pada diabetes, karena insulin bermasalah, pemasukan gula ke dalam sel-sel tubuh kurang sehingga energi yang dibentuk pun kurang. Itu sebabnya orang menjadi lemas. Dengan demikian, otak juga mengira bahwa kurang energi itu terjadi karena kurang makan. Oleh karena itu, tubuh berusaha meningkatkan asupan makanan dengan menimbulkan rasa lapar sehingga timbulah perasaan selalu ingin makan.likan.

Sumber : Kompas

8 Comments:

Dewangga mengatakan...

Wah saya merasakan dua point diatas hanya point ke tiga tidak, saya tidak terlalu seirng merasa lapar.
OOO bagaimana mengatsinya atau mencegahnyanya ya? saya masih berusia 22

Chevrolet Cobalt Turbocharger mengatakan...

Thanks for honestly relating your experiences and opinions and good luck to you.

sprei murah mengatakan...

thanks good info and helpful, always greeting a successful blogger. spirit
sprei
bed cover

Eka Fransiska Trisa mengatakan...

infonya menarik!
Sebagai pelengkap, mungkin bisa juga berkunjung ke tempat kami di :

http://royalchlorophyll.blogspot.com

Salam sehat.


Ibu Siska,
Marketing Manager
HP 081 3577 08 678

CV Naga Timur
Ruko Graha Andrela
Jl Ngagel Jaya Indah C 65-67
Surabaya 60284

Anonim mengatakan...

sehat cantik alami MELILEA

asuransi pendidikan mengatakan...

Penyakit diabetes ini paling sering kita lihat. Karena pola makan yg buruk dan stres.

Mobile App Developers mengatakan...

Very interesting blog. A lot of blogs I see these days don't really provide anything that attract others, but I'm most definitely interested in this one. Just thought that I would post and let you know.

GST Training Delhi mengatakan...

Hi, Really great effort. Everyone must read this article. Thanks for sharing.

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...